Sebuah Torehan Orang Tua yang akan di berikan oleh Orang Tua untuk Anaknya suatu saat nanti.
Untuk Anaku.
Saat ini badanku sudah renta, bukan lagi badanku yang dulu. Badan kuat yang bahu dan lehernya menjadi tumpuanmu. Maklumilah diriku tetaplah bersabar menghadapi kemampuanku yang semakin banyak.
Untuk Anaku.
Saat ini badanku sudah renta, bukan lagi badanku yang dulu. Badan kuat yang bahu dan lehernya menjadi tumpuanmu. Maklumilah diriku tetaplah bersabar menghadapi kemampuanku yang semakin banyak.
Saat ini, engkau mulai menyaksikan pemandangan yang kotor di
hadapanmu karenaku. Bahkan air liurku terjatuh di lantai dan telah menodai
sepatumu. Maklumilah diriku. Ingat saat engkau mengajakku bermain di pagi
hari, muntah dan mengotori pakaian kerjamu.
Saat ini aku mulai mengulang ulang ucapanku hingga membuatmu bosan. Bersabarlah, ingatlah di masa engkau membaca setiap engkau meminta aku membaca setiap cerita dongeng yang ku ulang ulang untuk mengantarkan mu tidur.
Saat ini aku mulai mengulang ulang ucapanku hingga membuatmu bosan. Bersabarlah, ingatlah di masa engkau membaca setiap engkau meminta aku membaca setiap cerita dongeng yang ku ulang ulang untuk mengantarkan mu tidur.
Saat ini, aku aku membutuhkan untuk mengelap dan membersihkan tubuhku.
Lakukanlah dengan senang hati. Ingatlah bagaimana susahnya membujukmu
berhenti bermain agar aku bisa memandikanmu.
Saat ini aku sering
mengajakmu duduk bercerita di belakang kandang ayam kita. Namun, aku tidak
mudah lagi mencerna setiap maksud pembicaraanmu. Apalagi tentang
pekerjaanmu, janganlah bosan . Perlu engkau ketahui, topik pekerjaanmu
bukan lagi hal yang penting bagiku. Asal kau ada di sisiku, itulah
kerinduanku.
Saat ini, mungkin aku seolah olah tidak menghargai usahamu yang membelikanku makanan kesukaanku, karena tidak lebih dari 2sendok yang masuk ke tenggorokanku, bersabarlah. Ingatlah ketika engkau kecil. Ketika setiap ku menyuapimu makan, setiap kali itu pula engkau memcoba memuntahkan makanan itu sebelum masuk ke perutmu.
Saat ini, mungkin aku seolah olah tidak menghargai usahamu yang membelikanku makanan kesukaanku, karena tidak lebih dari 2sendok yang masuk ke tenggorokanku, bersabarlah. Ingatlah ketika engkau kecil. Ketika setiap ku menyuapimu makan, setiap kali itu pula engkau memcoba memuntahkan makanan itu sebelum masuk ke perutmu.
Nanti, jika aku menghadapNya, Aku akan merepotkanmu lagi dengan urusan
urusan yang berhubungan denganku. Dan kamu akan menumpahkan air matamu.
Jangan lah engkau terlalu menangisiku. Ikhaskanlah kepergianku dan
genapilah sukacitaku. Lakukanlah sesuatu untuk pemberangkatanku dengan
senang hati. Ingatlah aku sudah ada gantinya di dunia ini, dirimu, anaku.
Setiap anak tidak bisa memilih untuk di lahirkan, dan orang tua tidak memilih untuk mengalami masa tua dan renta. Namun masa masa itu masa indah buatku dan semoga indah juga buatmu.
Setiap anak tidak bisa memilih untuk di lahirkan, dan orang tua tidak memilih untuk mengalami masa tua dan renta. Namun masa masa itu masa indah buatku dan semoga indah juga buatmu.
"Merawat masa kecil dan Orang tua adalah dua face yang sama. Yang membutuhkan kasih tanpa syarat,dari orang tua maupun anak."
0 comments:
Post a Comment