Bang Simpe, Bang Musang dan Bang Kepet sedang
melakukan ekspedisi ke hutan rimba. Bang Simpe merupakan seorang penjudi berat,
sebagian waktunya dihabiskan di meja keparat itu. Bang Musang merupakan seorang
pemabuk berat, dalam sehari dia bisa menghabiskan 10 botol air alcohol. Lain
lagi dengan Bang Kepet, dia perokok sejati, dari rokok kuno sampai yang millennium
sekarang ini. LENGKAP
Suatu ketika, ditengah ekspedisinya, mereka
menemukan sebuah botol, lalu mereka membukanya, asap mengepul keluar dari dalam
botol itu, dan keluarlah sesosok jin.
Jin : “Ha . . .ha . . .ha . . ., hai manusia
terima kasih telah melepaskanku dari botol Biadab itu, cepat sebutkan 3
permintaan kelak kukabulkan”.
Bang Simpe: “ Hai jin aku menghendaki kau
kumpulkan seluruh penjudi terhebat di dunia kau kumpulkan dalam gua yang
tertutup selama 10 tahun. Sertakan juga makanan dan minuman yang lezat bagiku
didalamnya”.
Seketika Bang Dadang menghilang! Cling . .
Bang Musang : “Jin, aku meminta semua botol
air alcohol terlaris di dunia kau kumpulkan dalam gua yang tertutup selama 10
tahun sertakan makanan dan minuman untukku”.
Seketika Bang Musang menghilang! Cling . .
(Kini giliran Bang Kepet)
Bang Kepet : “hai jin, aku juga menginginkan
seluruh rokok ternikmat di dunia kau kumpulkan dalam gua yang tertutup selama
10 tahun, jangan lupa sertakan juga buah-buahan dan minuman yang sejuk bagiku”.
Seketika Bang Kepet menghilang! Cling . .
10 tahun telah berlalu, kini Bang Simpe telah
keluar dari gua dengan tubuh kurus dan kepala yang botak. Wajar, karena semua
waktu kehidupannya dihabiskan untuk memeras otaknya hanya untuk bermain judi.
Seketika pula dia terjatuh dan mati. Si Jin merasa kasihan melihatnya.
Tak lama kemudian Bang Musang keluar dari
mulut gua dengan tubuh yang kerempeng, dengan perut yang gemuk dan dengan bau
busuk yang keluar dari mulutnya. Lalu dia terjatuh, tersungkur ke tanah dan
mati. Si Jin merasa iba dengannya.
Tak juga beberapa lama kemudian keluarlah Bang
Kepet dalam keadaan sehat wal afiat. Lalu dia mendatangi Jin, lalu menampari
dan menjitaki Jin berklai-kali. Lalu dia berkata dengan lantang . . .
Bang Kepet : “Jin KOPLAK, KOREKNYA MANA?”.
WERRRR.....WERRRR...WERRRRR..........
ReplyDelete